Sabtu, 01 Mei 2010

Deskripsi Kegiatan

A. Judul
”Optimalisasi Pemanfaatan Jagung sebagai Potensi Unggulan melalui Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Desa Bongo III Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo”

B. Lokasi
Desa Bongo III, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo.

C. Bidang Kegiatan Program KKN PPM
Adapun tema kegiatan dari kelompok KKN PPM ini adalah:
1. Peningkatan Produksi Pertanian (Kode: PPP)
2. Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Kode: PUMKM)
3. Peningkatan Kesehatan Masyarakat (kode : PKM)
4. Pengembangan Sarana dan Prasarana (Kode: PSA)
5. Pelestarian Sosial Budaya (Kode: PSB)

D. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki potensi pertanian yang melimpah ruah. Berbagai jenis tanaman pertanian menjadi sumber pangan yang bernilai tinggi bagi masyarakat. Salah satunya adalah jagung. Jagung merupakan sumber pangan yang sangat penting setelah beras. Di beberapa daerah komoditas ini justru menjadi makanan pokok masyarakat. Selain nilai kalorinya hampir setara dengan beras, jagung juga mengandung lemak yang lebih tingggi.
Jagung selain sebagai salah satu makanan pokok masyarakat, juga memiliki potensi sebagai bahan baku industri pangan, misalnya minyak nabati, margarin, maizena, kue, sirup dari pati jagung, dan makanan kecil lainnya. Jagung juga menjadi salah satu bahan utama industri makanan ternak terutama unggas.
Pada tahun 2010 ini, pemerintah menagetkan Indonesia dapat mencapai produksi jagung sebesar 19,8 Juta ton atau naik sekitar 10 persen dibanding 2009. Berbagai upaya coba dikembangkan pemerintah guna meningkatkan produksi jagung. Pemusatan kepada upaya peningkatan produksi dimaksudkan agar Indonesia benar--benar mampu memenuhi kebutuhan jagung di dalam negeri yang saat ini masih mengandalkan pasokan impor dari China sekitar 1,3 juta ton setiap tahunnya.Jika dilihat dari hasil jagung per hektarnya, produktivitas jagung dalam negeri masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, sedangkan kebutuhan jagung terus melonjak dari tahun ke tahun.
Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang menitikberatkan pengembangan ekonominya pada sektor pertanian, terutama pada komoditas jagung. Beberapa hal yang mendukung pengembangan komoditas jagung di Gorontalo antara lain, tersedianya lahan yang sangat luas dan cocok untuk pengembangan tanaman jagung, iklim yang mendukung upaya penanaman jagung, dan air tanah di lahan datar cukup dangkal dengan kedalaman berkisar antara 3-8 meter.
Salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah Provinsi Gorontalo untuk mendukung pengembangan jagung yakni dengan penerapan agropolitan. Agropolitan adalah kota pertanian yang menggunakan komoditi unggulan sebagai tulang punggung untuk menggerakkan perekonomian. Konsep agropolitan sebenarnya telah lama ditemukan. Konsep ini berupaya memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, khususnya di bidang pertanian. Agro berarti pertanian dan polis berarti kota, sehingga agropolitan dapat diartikan sebagai kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian didaerah kota. Jadi secara harfiah agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya.
Penerapan agropolitan di Provinsi Gorontalo dilakukan melalui tiga grand strategy, yaitu pembangunan ekonomi kerakyatan (grand strategy I), Pengembangan industri kecil dan menengah (grand strategy II), serta pendekatan internal dan hi-tech (grand strategy III). Meskipun terdiri dari tiga tahapan, namun pelaksanaan grand strategy dilakukan secara simultan dan terpadu.
Dengan upaya tersebut, Gorontalo telah berhasil menjual jagung ke luar daerah, bahkan mengekspor ke luar negeri. Hingga Agustus 2008, total jagung yang di jual ke luar Gorontalo, baik domestik maupun luar negeri mencapai jumlah 760 ribu ton lebih. Untuk pasar domestik, sebagian besar jagung Gorontalo dijual ke Pulau Jawa. Sementara untuk ekspor, saat ini beberapa negara sudah menjadi tujuan rutin pengiriman jagung Gorontalo, diantaranya Malaysia, Korea, Jepang dan Philipina.
Diantara beberapa daerah yang ada di Gorontalo, Kabupaten Boalemo, khususnya Desa Bongo III, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi agraris yang melimpah, terutama pengembangan komoditas jagung Per tahunnya produksi jagung yang dihasilkan mencapai 200-250 ribu ton. Namun, dalam realitanya potensi tersebut belum mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar disebabkan adanya permasalahan mendasar yang belum diselesaikan, yaitu belum adanya inovasi pemanfaatan jagung sebagai komoditas penggerak perekonomian bagi masyarakat sekitar. Sejauh ini, jagung hanya dimanfaatkan bijinya dengan dijual sebagai pipilan saja. Kurangnya pengetahuan mengenai cara mengolah jagung menjadi produk jadi dan memasarkan hasil produk olahan, dinilai sebagai salah satu faktor penyebabnya. Alhasil. ekspor menjadi satu-satunya pilihan untuk pemasaran jagung mereka.
Pengembangan usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu solusi rill guna menjawab berbagai permasalahan tersebut. Pengembangan hasil produk olahan jagung berbasis usaha kecil menengah (UKM) dapat menciptakan stabilitas perekonomiaan masyarakat, dan secara langsung akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu, pengembangan produk olahan jagung berbasis usaha kecil menengah (UKM) akan memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi kesejahteraan masyarakat, salah satunya dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang masih menganggur.
Atas dasar itulah tema KKN UGM yang kami angkat adalah Optimalisasi Pemanfaatan Jagung sebagai Potensi Unggulan melalui Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Desa Bongo III, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo. Program yang ditawarkan kepada penduduk sekitar meliputi penyuluhan mengenai potensi jagung yang di daerah sekitar, penyuluhan mengenai berbagai jenis produk (diversivikasi produk) yang dapat dihasilkan dari jagung, melakukan pembinaan usaha kecil menengah (UKM) dalam menghasilkan produk olahan dan memasarkan hasil produk olahan jagung, melakukan perbaikan sarana dan prasarana fisik yang ada guna mendukung upaya pengoptimalisasian potensi ekonomi masyarakat, dan melakukan pemberdayaan pengetahuan masyarakat melalui pendidikan, khususnya pemuda dan anak-anak sebagai investasi masa depan.
Melalui kerjasama yang dilakukan dengan berbagai pihak yang terkait, baik Pemda Kabupaten Boalemo, Dinas Pertanian setempat, dan beberapa pihak mitra kerja yang mendukung terlaksananya kegiatan ini, diharapkan dapat membantu upaya pengembangan dan pemanfaatan potensi jagung melalui UKM sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat desa Bongo III.
E. Tujuan
1. Mengoptimalkan potensi jagung yang ada di Desa Bongo III agar memiliki nilai jual lebih tinggi.

2. Memberikan wawasan mengenai pengembangan jagung sebagai potensi ekonomi yang menguntungkan

3. Mengembangkan perekonomian masyarakat dengan membentuk Usaha Kecil Menengah sebagai basis pelaksana.

4. Memberikan keterampilan kepada masyarakat dalam memanfaatkan jagung sebagai produk multiguna, misal dengan mengubahnya menjadi kerajinan tangan

5. Melakukan perbaikan sarana dan prasarana fisik di lingkungan sekitar agar program pengembangan sumber daya ekonomi di Desa Bongo III dapat berjalan lancar.
6. Memberikan wawasan berupa soft skill dan managerial skill kepada masyarakat Desa Bongo III dalam hal pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).
7. Membangun jejaring dan menguatkan kebijakan lokal antara para stakeholder yang terkait dalam peningkatan potensi jagung di daerah Desa Bongo III.

F. Hasil yang Diharapkan
1. Produk Kegiatan KKN PPM:
1. Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi secara mandiri dalam pengelolaan potensi jagung secara berkelanjutan.
2. Terwujudnya penataan ulang sistem pengolahan jagung sebagai potensi ekonomi yang menguntungkan secara baik dan profesional.
3. Terwujudnya Kecamatan Wonosari sebagai sentra pengolahan diversifikasi produk olahan jagung terkemuka di Indonesia.
4. Terwujudnya sistem pengelolaan jagung berbasis usaha kecil menengah (UKM) yang mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.
5. Terciptanya merchandise dan souvenir khas dari jagung yang menjadi icon khas Gorontalo.

2. Hasil Tema KKN-PPM:
1. Meningkatnya keberdayaan masyarakat dengan kenaikan income perkapita.
2. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

G. Lingkup Program KKN-PPM
1. Kelompok Sasaran
• Sasaran pelaksanaan program KKN PPM ini adalah warga Desa Bongo III dengan prioritas karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai berikut : Petani lahan pertanian, peternak, pelajar sekolah, ibu rumah tangga, pemuda, anak-anak dan aparat Pemerintah Desa.
• Lokasi: di Desa Bongo III Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo, Gorontalo.

2. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Partisipatif KKN PPM
a. Perencanaan
 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara kepada penduduk yang berprofesi sebagai petani jagung dan instansi pemerintah daerah.
 Analisis Data dan Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di lapangan banyak ditemukan berbagai permasalahan yang sekiranya dapat dicarikan solusinya.
Diketahui bahwa potensi lokal di Desa Bongo III belum mampu dikembangkan secara optimal, dan bila dilihat dari tingkat kesejahteraan ekonomi belum ada suatu faktor endowment yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal lain yang tidak kalah penting adalah banyaknya hambatan yang berasal dari internal masyarakat itu sendiri disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat, khususnya mengenai diversifikasi produk jagung.
 Inovasi
Memformulasi program pengembangan integratif berupa penyuluhan, simulasi, dan pendayagunaan yang tepat sasaran sebagai tonggak pembentukan usaha kecil menengah.
 Formulasi Program
Program yang akan dilaksanakan meliputi program utama dan program penunjang. Program utama berupa pengembangan integratif berupa penyuluhan kepada kelompok usaha bersama untuk membangun skill masyarakat dan program ini meliputi paket penyuluhan disertai aplikasi dan evaluasi siklus program. Mengenai program utama akan dijelaskan pada metode program KKN tematik sedangkan, program penunjang antara lain peningkatan pengetahuan masyarakat, peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana fisik yang menunjang, dan peningkatan kelestarian lingkungan, dengan memberdayakan masyarakat di Dusun Karya Agung I, Karya Agung II, Karya Agung IIII, dan Karya Agung IV
b. Pelaksanaan
Lingkup KKN terbagi ke dalam lima bidang utama. Masing-masing bidang membawahi beragam program kerja/kegiatan yang dirancang Tim KKN. Kelima bidang KKN inilah yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan KKN di setiap subunit. Lima bidang kerja KKN tersebut adalah:

Peningkatan Produksi Pertanian (Kode: PPP)
Bidang Produksi Pertanian menitikberatkan pada upaya untuk memberikan wawasan berupa soft skill kepada masyarakat Desa Bongo III dalam mengembangkan potensi pertanian yang ada di daerah mereka. Peningkatan hasil pertanian ini diupayakan dengan melakukan berbagai penyuluhan dan implementasi secara langsung terhadap varietas jagung yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan adanya peningkatan produktivitas jagung, tentu akan memberikan pengaruh positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat, selain itu pula peningkatan hasil ini secara sinergis dapat meningkatkan produktivitas diversifikasi produk olahan yang dikelola oleh Usaha Kecil Menengah.

Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Kode: PUMKM)
Bidang Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah menitikberatkan pada upaya pengoptimalisasian fungsi Usaha Kecil Menengah yang telah ada atau bahkan baru dibentuk sebagai upaya untuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat sehingga berdampak pada stabilitas ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan nantinya secara bertahap Usaha Kecil Menengah yang ada di Desa Bongo III akan dimonitoring agar upaya pembinaan yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan memberi dampak yang positif bagi kelangsungannya dimasa yang akan datang.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat (kode : PKM)
Bidang ini diperuntukkan guna menumbuhkan kesadaran masyarakat Desa Bongo III agar peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan tempat mereka hidup dan mencari penghidupan sehari-hari. Masyarakat Desa Bongo berusaha diedukasi untuk dapat menjaga kesehatan dilingkungan sekitarnya secara mandiri dan dengan penuh kesadaran, sehingga masyarakat Desa Bongo dapat menyadari bahwa kesehatan aset yang harus dipelihara. Bidang ini mengupayakan pemerataan kesepahaman akan pentingnya menjaga kesehatan serta meningkatkan keterampilan warga dalam mengelola sanitasi lingkungan dan pengetahuan akan pertolongan pertama pada kecelakaan , sehingga keharmonisan antara penduduk dengan lingkungannya berjalan dengan baik.
Pengembangan Sarana dan Prasarana (kode : PSP)
Bidang ini terdiri dari serangkai program kerja/kegiatan yang dilakukan dengan berbagai tujuan yang bersifat fisik. Fokus utamanya terletak pada penataan lingkungan berupa pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana fisik di lingkungan sekitar, sehingga program pengembangan potensi jagung di Desa Bongo III dapat berjalan dengan lancar. Dengan infrastuktur yang memadai, proses pengembangan Desa Bongo III sebagai sentra pengolahan jagung dapat berjalan lebih optimal.
Pelestarian Sosial Budaya (Kode: PSB)
Bidang ini dibentuk sebagai bagian dari upaya pelestarian kegiatan sosial budaya masyarakat Desa Bongo III. Sasaran utamanya adalah melaksanakan sosialisasi baik berupa kegiatan kemasyarakatan dengan tujuan agar lebih mengeratkan hubungan persaudaraan masyarakat Bongo III maupun kegiatan pendidikan yaitu berupa penyuluhan dan transfer ilmu pengetahuan, sehingga masyarakat Desa Bongo III dapat menghadapi tantangan masa depan terutama dalam mengembangkan potensi jagung menjadi lebih berdayaguna dan memiliki prospek ekonomi yang lebih signifikan. Bidang ini memiliki fokus utama pada pendayagunaan masyarakat melalui berbagai program pengajaran, terutama kepada anak-anak dan pemuda yang ada di Desa Bongo III. Dengan demikian dimasa mendatang harapannya proses pengembangan potensi jagung di Desa Bongo dapat berjalan secara berkelanjutan dengan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki intelektualitas dan pemahaman mengenai ilmu pengetahuan.

3. Evaluasi Partisipatif
Pelaksanaan KKN PPM akan dimonitor oleh lima elemen yang berkepentingan di dalamnya yakni Universitas Gadjah Mada melalui Lembaga Pengabdian dan pemberdayaan kepada Masyarakat, Pemda, Tim Pelaksana Program KKN, Dosen Pembimbing Lapangan, dan masyarakat Desa Bongo III. Dengan demikian, ada evaluasi berkala dan pengawasan yang terarah selama pelaksanaan KKN-PPM UGM 2010 di Desa Bongo III ini.



Foto wilayah kabupaten Boalemo

Senin, 26 April 2010

Profil Gorontalo

Gorontalo adalah provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelumnya, Gorontalo merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember 2000.

Provinsi Gorontalo terletak di pulau sulawesi bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 11,257.07 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 930,060 jiwa (Data Pilgub 2006), dengan tingkat kepadatan penduduk 83 jiwa/km². Penjabat Gubernur Gorontalo pertama adalah Drs. Tursandi Alwi, yang dilantik pada peresmian Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2001. Tanggal ini selanjutnya, sekalipun masih kontroversial, diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo hingga sekarang (2010).


selengkapnya => profil gorontalo